Terima kasih saya ucapkan kepada allah SWT, crew INFINITY PRODUCTION PEKANBARU, RIAU, SLB Sri Mujinab Pekanbaru, Desa Buluh Cina dan semua pihak yang telah membantu untuk menjadikan sebuah realita kehidupan menjadi sebuah FILM.
Film ini adalah murni buatan dari kami (Infinity Photography - Pekanbaru, RIAU), tidak ada namanya plagiat, film ini kami ambil dari sudut pandang kehidupan sekarang tentang bela negara, persahabatan.
Dan Akhirnya perjuangan kami selama ini tidak mengecewakan. Film "DIAM" ini mengikuti Festival Film DarmaYudha dengan bintang tamu band indie dan aktor Herjunot Ali .Dan akhirnya menghasil sebuah kebanggan dan kepuasan bagi semua crew INFINITY PRODUCTION, Hasilnya kami Bisa memenangkan dan Mendapatkan Juara 1. Saingan Kami bukanlah mudah, kebanyakan dari jakarta. dan alhamdullah Film kami menjadi yang terbaik dari yang terbaik.
Film ini adalah murni buatan dari kami (Infinity Photography - Pekanbaru, RIAU), tidak ada namanya plagiat, film ini kami ambil dari sudut pandang kehidupan sekarang tentang bela negara, persahabatan.
Dan Akhirnya perjuangan kami selama ini tidak mengecewakan. Film "DIAM" ini mengikuti Festival Film DarmaYudha dengan bintang tamu band indie dan aktor Herjunot Ali .Dan akhirnya menghasil sebuah kebanggan dan kepuasan bagi semua crew INFINITY PRODUCTION, Hasilnya kami Bisa memenangkan dan Mendapatkan Juara 1. Saingan Kami bukanlah mudah, kebanyakan dari jakarta. dan alhamdullah Film kami menjadi yang terbaik dari yang terbaik.
Sinopsis Cerita
Danang
adalah anak berusia 10 tahun penderita kebisuan. Danang tinggal
disebuah desa pinggiran Kabupaten Kampar Riau, yang dikenal dengan nama
Buluh Cina. Di Desa itu Danang bersekolah sebagai murid SD yang duduk
dibangku kelas 5. Danang di Sekolahnya terkenal sebagai siswa terajin
karena selalu datang kesekolah tepat waktu, bahkan Danang selalu tiba
sebelum murid-murid lainnya tiba. Kebisuan Danang ternyata tak terlalu
menyudutkannya, Danang begitu dikagumi oleh Ola seorang siswi yang
terkenal sebagai pengibar bendera upacara di SD Buluh Cina itu. Danang
juga ternyata mengagumi Ola. Ia ingin sekali melihat Ola mengibarkan
Bendera, namun nasibnya malang.
Danang tak hanya menderita kebisuan, ia juga menderita Tuberkulosis atau TBC yang mengakibatkan dirinya tak mampu menahan terik panas matahari dan berdiri lama untuk mengikuti upacara bendera disetiap senin. Kondisi sekolah dimana Danang dan Ola belajar bukanlah sekolah yang bagus, melainkan sekolah yang terpelosok. Bendera yang setiap harinya dikibarkan di Sekolah itupun sudah kusam dan tidak layak lagi untuk digunakan. Danang yang begitu miris melihat kondisi itu, berusaha untuk bisa menjahit sebuah bendera baru tanpa sepengetahuan pihak sekolah. Bukan hanya untuk sekolah itu saja, namun Danang ingin bendera itu bisa dikibarkan oleh Ola sahabatnya.
Saat dimana Danang telah selesai menjahit bendera yang dibuatnya, Danang justru harus mengakhiri hidupnya. Danang sudah tidak kuat lagi menahan sakit yang dideritanya, Danang akhirnya berhasil melewati rintangan beberapa saat sebelum Danang menghembuskan nafas terakhirnya dengan berusaha sampai di Sekolah tepat waktu sebelum upacara bendera dimulai untuk memberikan bendera itu. Setelah kepergian Danang, sekolah itu akhirnya bisa memiliki bendera baru yang kini berkibar cerah.
Danang tak hanya menderita kebisuan, ia juga menderita Tuberkulosis atau TBC yang mengakibatkan dirinya tak mampu menahan terik panas matahari dan berdiri lama untuk mengikuti upacara bendera disetiap senin. Kondisi sekolah dimana Danang dan Ola belajar bukanlah sekolah yang bagus, melainkan sekolah yang terpelosok. Bendera yang setiap harinya dikibarkan di Sekolah itupun sudah kusam dan tidak layak lagi untuk digunakan. Danang yang begitu miris melihat kondisi itu, berusaha untuk bisa menjahit sebuah bendera baru tanpa sepengetahuan pihak sekolah. Bukan hanya untuk sekolah itu saja, namun Danang ingin bendera itu bisa dikibarkan oleh Ola sahabatnya.
Saat dimana Danang telah selesai menjahit bendera yang dibuatnya, Danang justru harus mengakhiri hidupnya. Danang sudah tidak kuat lagi menahan sakit yang dideritanya, Danang akhirnya berhasil melewati rintangan beberapa saat sebelum Danang menghembuskan nafas terakhirnya dengan berusaha sampai di Sekolah tepat waktu sebelum upacara bendera dimulai untuk memberikan bendera itu. Setelah kepergian Danang, sekolah itu akhirnya bisa memiliki bendera baru yang kini berkibar cerah.
Terima kasih bagi yang sudah menonton, mohon komentarnya para sahabat blogger
0 komentar :
Post a Comment